Lautan teduh bayang wajahnya.
Angin masih menggelitik, menggodaku tersenyum.
Kamu tersenyum, akupun juga.
Walau kita tersenyum bukan atas hal yang sama.
Seukir senyum itu, Spercik tulus itu.
Kau persembahkan untuknya,
Bingkisan Tuhan untukmu..
Aku tersenyum, penantianmu berakhir.
Hatiku memberontak, kupaksa ia agar tertawa.
Rinduku hancur berkeping-keping, kuambil dan kusimpan saja.
Biar ia disana, selamanya..
Senyumanmu indah dan tenang.
Seperti bintang2 di langit terang.
Aku hanya punya pena.
yang menemaniku diatas kertas usang..
0 komentar:
Posting Komentar